![]() |
| Credit Photo: Google.com |
Hal-hal yang gue sebutin tadi ujung2nya pasti berakhir galau, nggak semangat, dan sedih. Gue sedang berada di situasi tersebut. Kalo pun kalian tanya gimana cara mengatasinya. Gue sendiri pun kadang ngerasa nyerah aja gitu. Nggak tau juga mau ngapain. Didiemin malah semakin ngerasa aneh. Ya...akhirannya cuma Tuhan tempat gue mengadu. Disitu gue cuma bisa berdoa berkali-kali dalam sujud panjang gue.
Selain doa, kadang ada usaha dari guenya yang kudu semangat lagi memperbaiki hidup. Dengan cara yang sering gue lakuin adalah gue selalu nemu aja artikel tentang orang-orang yang pernah ngerasa terpuruk dalam hidupnya dan mencoba bangkit kembali untuk melanjutkan hidup. Gue pun membandingkan dengan diri gue. Hidupnya jauh lebih parah dari gue, kadang gue selalu bertanya-tanya 'Apa sih yang membuat mereka bisa bangkit dan pada akhirnya mereka bisa bermanfaat untuk dirinya sendiri dan orang lain?"
Kalo boleh cerita, dari kecil gue termasuk anak yang keras kepala BANGET. Pokonya segala sesuatu yang gue pengen itu harus semua dituruti. Kalo nggak, Ngambek adalah salah satu cara yang bisa gue tunjukkan. Dibilang ambisisus sih biasa aja, tapi gue orang yang suka banget nulis2 wishlist setiap tahunnya. Gue list satu per satu apa yang pengen gue capai, tapi pada kenyataannya banyak yang gue tulis itu nggak terwujud. Terkadang gue mencoba untuk positif thinking aja, "oh mungkin bisa gue wujudkan tahun depan" Gitu terus yang ada dipikiran gue.
Sampai sekarang gue dewasa, gue semakin males buat nulis2 wishlist lagi tiap tahunnya. Setiap pergantian tahun, gue cuma bisa berdoa semoga tahun ini bisa lebih baik dari tahun sebelumnya. Standard banget kan? Ya karena itu tadi gue menyadari semakin gue nulis wishlist terlalu tinggi itu dalam catatan gue, dengan pedenya gue bisa mewujudkannya yang mungkin tanpa ada usaha nyata dari guenya sendiri.
Bukan berarti gue gak punya harapan lagi soal hidup, hanya saja gue perlu merecharge diri gue. Membutuhkan me time yang lebih banyak tentang gimana gue dan apa maunya gue. Untuk itu, dengan gue sendiri gue gak pernah merasa kesepian. Justru gue menikmati kesendirian gue.
Gue punya banyak impian, tapi entah kapan gue bisa mewujudkannya. Minimal buat orang tua gue bangga. Semenjak lulus sekolah, apa yang gue harapkan nggak sesuai dengan kenyataan. Ada aja jalan cerita yang seolah dibelokkan oleh Sang Pencipta. Di usia yang masih sangat muda pada waktu itu, bekerja adalah hal yang paling menyenangkan. Mendapatkan uanglah yang gue harapkan, selain bisa beli sesuatu gue berharap bisa biayain kuliah sendiri suatu hari nanti. Nyatanya gue harus menyadari kalo nyari kerja itu sulit, apalagi cuma lulusan sekolah pada waktu itu.
Soal putus cinta, jujur gue belum pernah merasakan yang namanya putus cinta. Karena emang gue sendiri belum merasakan yang namanya pacaran. Kalo kalian tanya kenapa itu karena emang belum ada yang cocok di gue. Serius!
Sebagian orang mungkin boleh percaya atau nggak. Tapi temen2 deket gue udah pada tau akan hal itu. Ada yang bilang gue terlalu pemilih, ada yang bilang gue nggak laku, ada juga disuruh buka hati.
Nah, yang terakhir ini gue udah mencoba buka hati. Entah kenapa gue malah diabaikan. Karena orang tersebut memilih perempuan lain. Rasanya gue pengen nyanyik lagunya Via vallen yang judulnya sayang, "yowes ora opo2 insya Allah aku iso, lilo~"
Nyatanya gue nggak bisa ngelupain, ada aja hal yang kepengen kepo dari laki2 tersebut. Rasanya gini ya belum punya hubungan, tapi udah berasa deket dan dibikin nyaman pulak trus diabaikan rasanya terlalu kesal untuk diceritakan.
Akhirnya gue memasrahkan soal jodoh gue sama Allah swt. apapun yang terjadi gue ikhlas. Ini termasuk bagian dari takdir gue dipertemukan dengan orang tersebut. Mungkin gue terlalu mendamba. Jadinya gini deh.
Emang bener ya jatuh cinta itu berjuta rasanya, ya walopun nggak jadi~
Untuk sekarang ini gue pengen jadi orang yang fokus, tapi sulit. Pengen ngerubah sifat kemageran gue, sulit juga. Setidaknya ada perubahan dalam diri sendiri dan nantinya hidup gue juga. Gue nggak mau hidup kayak orang-orang harus kayak gini blablabla, karena gue sendiri nggak suka dibanding2in. Lagi pula setiap orang punya jalan cerita kehidupannya masing-masing yang sudah digariskan Allah swt.
Gue pengen fokus untuk usaha onlineshop gue. Gue memutuskan untuk nggak ngelamar2 pekerjaan lagi. Karena gue pengen fokus ke usaha gue ini, karena cuma ini aktivitas yang cocok dan fleksibel untuk gue. Walopun butuh usaha, perjuangan dan kerja keras yang lebih. Gue selalu yakin apapun yang gue jalani. Masalah sukses atau nggak, itu soal waktu. Sekarang gue sedang menikmati prosesnya.
Kadang prosesnya ini yang membuat gue jenuh. Karena mungkin belum terlihat hasilnya. Kesulitan-kesulitan yang sering gue hadapi ini pengen banget nyerah. Tapi nggak mungkin. Di satu sisi ini adalah ladang amal gue untuk bisa kuat menjalani ujian dari Allah swt. Di sisi lainnya gue berusaha untuk menjadi orang yang bertanggung jawab sama keputusan yang udah gue ambil. Mungkin ini adalah salah satu harapan yang bisa gue wujudkan. Insya Allah.
Usia yang udah seperempat abad ini, termasuk usia yang krusial dan penuh kebimbangan. Dimana usia 25 tahun itu gerbang menuju dewasa dan punya pekerjaan atau karir yang mapan. Makanya banyak di usia tersebut udah pada nikah dan punya anak. Termasuk temen2 gue sendiri. Apakabar gue yang masih gini2 aja? HAHAHA
Kadang balik lagi sih, jalan cerita hidup orang kan beda2. Gue nggak lantas iri kebelet mau nikah jugak. Suatu hari iya gue bakalan nikah, insya Allah kalo memang sudah waktunya. Gue juga nggak lantas iri, penghasilan temen2 gue udah pada tinggi2 dan karirnya pada bagus2. Gue selalu berusaha meyakinkan diri gue bahwa 'Hen..suatu hari nanti lo pasti bisa mewujudkan usaha yang sedang lo rintis ini berhasil'. Insya Allah, aamiin.
Terkadang dari semua rasa yang terjadi sama gue, yang tau sesungguhnya hanya Allah dan gue yang tau. Sesakit apapun rasanya diabaikan oleh seseorang Allah janji akan menggantikannya yang lebih baik, Sesulit usaha yang sedang dicapai Allah janji akan memberikan kemudahan setelahnya. Kata Allah swt. Kesabaran adalah kuncinya.
Selain doa, kadang ada usaha dari guenya yang kudu semangat lagi memperbaiki hidup. Dengan cara yang sering gue lakuin adalah gue selalu nemu aja artikel tentang orang-orang yang pernah ngerasa terpuruk dalam hidupnya dan mencoba bangkit kembali untuk melanjutkan hidup. Gue pun membandingkan dengan diri gue. Hidupnya jauh lebih parah dari gue, kadang gue selalu bertanya-tanya 'Apa sih yang membuat mereka bisa bangkit dan pada akhirnya mereka bisa bermanfaat untuk dirinya sendiri dan orang lain?"
Kalo boleh cerita, dari kecil gue termasuk anak yang keras kepala BANGET. Pokonya segala sesuatu yang gue pengen itu harus semua dituruti. Kalo nggak, Ngambek adalah salah satu cara yang bisa gue tunjukkan. Dibilang ambisisus sih biasa aja, tapi gue orang yang suka banget nulis2 wishlist setiap tahunnya. Gue list satu per satu apa yang pengen gue capai, tapi pada kenyataannya banyak yang gue tulis itu nggak terwujud. Terkadang gue mencoba untuk positif thinking aja, "oh mungkin bisa gue wujudkan tahun depan" Gitu terus yang ada dipikiran gue.
Sampai sekarang gue dewasa, gue semakin males buat nulis2 wishlist lagi tiap tahunnya. Setiap pergantian tahun, gue cuma bisa berdoa semoga tahun ini bisa lebih baik dari tahun sebelumnya. Standard banget kan? Ya karena itu tadi gue menyadari semakin gue nulis wishlist terlalu tinggi itu dalam catatan gue, dengan pedenya gue bisa mewujudkannya yang mungkin tanpa ada usaha nyata dari guenya sendiri.
Bukan berarti gue gak punya harapan lagi soal hidup, hanya saja gue perlu merecharge diri gue. Membutuhkan me time yang lebih banyak tentang gimana gue dan apa maunya gue. Untuk itu, dengan gue sendiri gue gak pernah merasa kesepian. Justru gue menikmati kesendirian gue.
Gue punya banyak impian, tapi entah kapan gue bisa mewujudkannya. Minimal buat orang tua gue bangga. Semenjak lulus sekolah, apa yang gue harapkan nggak sesuai dengan kenyataan. Ada aja jalan cerita yang seolah dibelokkan oleh Sang Pencipta. Di usia yang masih sangat muda pada waktu itu, bekerja adalah hal yang paling menyenangkan. Mendapatkan uanglah yang gue harapkan, selain bisa beli sesuatu gue berharap bisa biayain kuliah sendiri suatu hari nanti. Nyatanya gue harus menyadari kalo nyari kerja itu sulit, apalagi cuma lulusan sekolah pada waktu itu.
Soal putus cinta, jujur gue belum pernah merasakan yang namanya putus cinta. Karena emang gue sendiri belum merasakan yang namanya pacaran. Kalo kalian tanya kenapa itu karena emang belum ada yang cocok di gue. Serius!
Sebagian orang mungkin boleh percaya atau nggak. Tapi temen2 deket gue udah pada tau akan hal itu. Ada yang bilang gue terlalu pemilih, ada yang bilang gue nggak laku, ada juga disuruh buka hati.
Nah, yang terakhir ini gue udah mencoba buka hati. Entah kenapa gue malah diabaikan. Karena orang tersebut memilih perempuan lain. Rasanya gue pengen nyanyik lagunya Via vallen yang judulnya sayang, "yowes ora opo2 insya Allah aku iso, lilo~"
Nyatanya gue nggak bisa ngelupain, ada aja hal yang kepengen kepo dari laki2 tersebut. Rasanya gini ya belum punya hubungan, tapi udah berasa deket dan dibikin nyaman pulak trus diabaikan rasanya terlalu kesal untuk diceritakan.
Akhirnya gue memasrahkan soal jodoh gue sama Allah swt. apapun yang terjadi gue ikhlas. Ini termasuk bagian dari takdir gue dipertemukan dengan orang tersebut. Mungkin gue terlalu mendamba. Jadinya gini deh.
Emang bener ya jatuh cinta itu berjuta rasanya, ya walopun nggak jadi~
Untuk sekarang ini gue pengen jadi orang yang fokus, tapi sulit. Pengen ngerubah sifat kemageran gue, sulit juga. Setidaknya ada perubahan dalam diri sendiri dan nantinya hidup gue juga. Gue nggak mau hidup kayak orang-orang harus kayak gini blablabla, karena gue sendiri nggak suka dibanding2in. Lagi pula setiap orang punya jalan cerita kehidupannya masing-masing yang sudah digariskan Allah swt.
Gue pengen fokus untuk usaha onlineshop gue. Gue memutuskan untuk nggak ngelamar2 pekerjaan lagi. Karena gue pengen fokus ke usaha gue ini, karena cuma ini aktivitas yang cocok dan fleksibel untuk gue. Walopun butuh usaha, perjuangan dan kerja keras yang lebih. Gue selalu yakin apapun yang gue jalani. Masalah sukses atau nggak, itu soal waktu. Sekarang gue sedang menikmati prosesnya.
Kadang prosesnya ini yang membuat gue jenuh. Karena mungkin belum terlihat hasilnya. Kesulitan-kesulitan yang sering gue hadapi ini pengen banget nyerah. Tapi nggak mungkin. Di satu sisi ini adalah ladang amal gue untuk bisa kuat menjalani ujian dari Allah swt. Di sisi lainnya gue berusaha untuk menjadi orang yang bertanggung jawab sama keputusan yang udah gue ambil. Mungkin ini adalah salah satu harapan yang bisa gue wujudkan. Insya Allah.
Usia yang udah seperempat abad ini, termasuk usia yang krusial dan penuh kebimbangan. Dimana usia 25 tahun itu gerbang menuju dewasa dan punya pekerjaan atau karir yang mapan. Makanya banyak di usia tersebut udah pada nikah dan punya anak. Termasuk temen2 gue sendiri. Apakabar gue yang masih gini2 aja? HAHAHA
Kadang balik lagi sih, jalan cerita hidup orang kan beda2. Gue nggak lantas iri kebelet mau nikah jugak. Suatu hari iya gue bakalan nikah, insya Allah kalo memang sudah waktunya. Gue juga nggak lantas iri, penghasilan temen2 gue udah pada tinggi2 dan karirnya pada bagus2. Gue selalu berusaha meyakinkan diri gue bahwa 'Hen..suatu hari nanti lo pasti bisa mewujudkan usaha yang sedang lo rintis ini berhasil'. Insya Allah, aamiin.
Terkadang dari semua rasa yang terjadi sama gue, yang tau sesungguhnya hanya Allah dan gue yang tau. Sesakit apapun rasanya diabaikan oleh seseorang Allah janji akan menggantikannya yang lebih baik, Sesulit usaha yang sedang dicapai Allah janji akan memberikan kemudahan setelahnya. Kata Allah swt. Kesabaran adalah kuncinya.

Posting Komentar
Komentar terbaik yang akan di approve :)