Gue pengen cerita bagaimana gue pada akhirnya memantapkan diri untuk berhijab. Sebuah keputusan yang menurut gue biasa aja tapi untuk istiqamah itu yang sulit. Tapi ya sejauh ini gue berusaha untuk istiqamah dalam berhijab setiap gue pergi maen bareng temen-temen. Semua masih dalam proses yang harus gue jalani mulai dari kebiasaan, penampilan dan attitude dalam berhijab. Toh, semua orang butuh proses untuk menjadi manusia yang lebih baik. Semua berawal dari niat yang ada dalam diri kita.
Gue berhijab tepatnya bulan
Oktober 2016, disaat itu bersamaan gue merintis usaha yang sedang dijalani.
Keinginan gue untuk memproduksi hijab sendiri dan gue jual secara online.
Sebagai ladang penghasilan juga. Tapi nyatanya karena kebentur soal modal,
akhirnya gue memutuskan untuk jual aksesoris kalung terlebih dahulu sebagai
langkah awal gue berani memulai usaha.
Mungkin karena momentum itulah,
gue merasa untuk mengenal bahan hijab yang mau gue produksi sendiri, gue harus
menggunakan hijab. Karena dengan begitu, gue tau bahan apa yang enak dipake
buat berhijab. Karena pastinya bahan hijab itu macem-macem. Ada yang bahannya bikin
nyaman, ada yang adem, ada yang gampang dibentuk, ada yang lemes, ada yang
halus, dan banyaklah.
Tapi dari situ gue nggak lantas
langsung pake sih besoknya. Masih ada kayak mikir-mikir dan
pertanyaan-pertanyaan yang suka muncul. Yakin lo hen make kerudung? Simple sih tapi
cara meyakinkan diri sendiri itu yang sulit. Banyak setan-setan yang mengganggu
ada dipikiran gue. Sepintas “nanti aja”,
“kelakuan lo aja masih banyak yang belom
bener”,“santai aja sih, nanti juga ada waktunya”. Risih kan pasti punya
pikiran-pikiran kayak begitu?
Akhirnya suatu malam, temen gue
ngajak gue buat ikut pengajian di masjid daerah Jakarta Selatan. Namanya Vina,
dia temen kuliah gue. Gue tanya-tanya siapa ustadznya atau yang memberikan
materi dalam kajian tersebut. Dia kasih tau infonya ada di display picture
bbmnya. Gue liat namanya Ustadz Khalid Basalamah, membahas materi tentang
sahabat Nabi Muhammad Saw pada waktu itu.
Gue searching nama ustadz
tersebut di google. Gimana sih track recordnya dalam memberikan materi pengajiannya.
Seru nggak sih? bermanfaat nggak kalo gue ikut? pikir gue waktu itu. Setelah
gue searching, gue liat juga bagaimana dia memberikan materi dakwah di
mesjid-mesjid yang diupload di youtube. Nggak terlalu buruk dan membuat gue
penasaran untuk pengen ikut hadir bareng temen gue.
Singkat cerita, sesampainya gue
di masjid tersebut. Gue kaget banget karena orang-orang yang hadir disana itu
pake kerudung yang panjang-panjang dan warnanya dominan hitam plus pake cadar.
Masya Allah, gue merinding berasa ada di Mekah dan gue juga ngerasa pakaian
yang gue pake pada saat itu sangat buruk. Malu coyy. Karena gue punya sifat
yang cuek, yaudahlah gue mikir “gue
kesini mau denger ceramah ustadznya, urusan penampilan suatu hari gue bisa
untuk perbaiki”. Sebelumnya sih gue emang pernah ikut kajian dakwah semacam
itu bareng sama temen gue juga, Pipit namanya dia temen SD gue. Pemandangan
yang sama yang gue liat. Waktu itu gue masih polos ya karena baru pertama kali
gue liat, gue bilang sama Pipit pelan “pit
kok pake nya pada panjang-panjang terus warna item lagi, gue kayak gini nggak
apa2 nih?” kata temen gue “nggak apa2
hen”. Gue ngerasa kayak saltum gitu sih hehe.
Lanjut yes. Setelah gue sampe
dimesjid, letak mesjidnya itu ada di lantai atas dan sinyal hp gue buruk banget
nggak tau kenapa. Jadi, gue nggak bisa hubungin vina temen gue kalo gue udah
sampe di masjid. Bisa sih sms tapi sampenya lama karena sinyal yang buruk tadi.
Pas banget adzan Zuhur, gue langsung ambil wudhu dan sholat. Setelah selesai
sholat, gue masih belum ketemu temen gue. Akhirnya gue sendiri ambil tempat
duduk untuk bisa menikmati ceramahnya. Disana perempuan dan laki-laki udah
pasti dipisah ya, yang laki-laki bisa liat secara langsung ustadznya. Untuk
yang perempuan hanya melalui layar proyektor. Masih jelas koq denger suara dan
liat wajah ustadznya hehe.
Gue menikmati kajian dakwahnya,
walopun di awal rada ngantuk hehe. Tapi lama-lama menarik ada sesi tanya jawab
gitu di akhir materi. Buat gue itu menyenangkan dan lebih ada esensi dari
kajian dakwah tersebut. Karena dari pertanyaan-pertanyaan beserta jawaban dari
sang ustadz itulah kita jadi lebih mudah untuk mengimplementasikan di kehidupan
nyata. Sampai pada akhirnya selesai kajian dakwah, karena sudah memasuki waktu
Ashar dan gue langsung ambil wudhu untuk sholat secara berjamaah.
Setelah gue mengikuti kajian
dakwah tersebut, sesampainya di rumah gue langsung liat lagi kajian dakwah si
ustadz yang lainnya di youtube sebelum tidur. Itu awal yang baik buat gue. Gue
menilai Ustadz Khalid Basalamah dalam menyampaikan materi sangat baik dan tegas
tapi gue ngerasa pemula kayak nggak didoktrin gitu. Ngerti kan ya maksud gue.
Gue paling suka sesi pertanyaannya, terus ustadznya jawab dengan
jawaban-jawaban sesuai yang ada di Al-quran dan Hadis yang shahih. Itu ilmu
banget yang gue dapet. Gue yang selama ini ragu ataupun nggak tau sama sekali
jadi cuma bilang “oh begitu ya” , “jadi hal-hal
kayak gitu tuh nggak boleh ya”.
Rasanya gue harus mendalami ilmu tentang
islam lebih mendalam. Ya emang gue beragama islam, cuma ilmu yang gue punya ya
masih itu-itu aja nggak nambah-nambah. Semenjak itu gue rutin liat ceramah
ustadz Khalid Basalamah di youtube, dimulailah dari situ gue memperbaiki sholat
dan menghapus foto-foto gue yang belum berhijab di media sosial facebook,
instagram, path, line, soundcloud, dan blog untuk menggantinya dengan memakai
kerudung. Gue pikir itu cara gue bertahap untuk proses hijrah.
Selebihnya gue banyak baca-baca
artikel tentang hijrah. Pengalaman-pengalaman mereka tentang berhijrah
memantapkan untuk berhijab. Mulai mengintropeksi diri gue sendiri, berdoa minta
petunjuk sama Allah swt. Untuk tetap dikuatkan dengan pilihan gue berhijab.
Semoga gue bisa istiqomah. Seiring berjalannya waktu, keinginan gue berhijab
semakin kuat. Semakin menyadari bahwa berhijab itu adalah kewajiban bagi setiap
muslimah untuk menutup aurat. Jadi, ya gue pikir kalo mau jadi orang yang lebih
baik dari sebelumnya yang pertama gue lakukan adalah Berhijab.
Akhirnya sampai pada tahap dimana
gue pergi ke luar rumah ataupun pergi sama temen-temen gue memutuskan untuk
memakai kerudung. Kemanapun gue pergi gue harus berhijab itu yang ada dalam hati
dan pikiran gue. Walopun ke luar rumah, entah itu ke warung atau maen
disekitaran rumah masih belum rutin make kerudung sih. Tapi gue berusaha untuk menyempurnakan
hijab suatu hari nanti. Insya Allah.
Sampe sekarang gue masih terus
belajar. Proses-proses yang terjadi dalam diri gue masih gue nikmati. Gue niat
dan memakai hijab bukan karena orang lain, apalagi disuruh orang tua atau temen
gue yang lebih dulu berhijab. Bukan juga karena fashion hijab yang berkembang
sekarang. Gue meniatkan diri gue untuk berhijab hanya karna Allah swt. Melalui
hidayah yang gue terima tanpa pernah memaksakan kehendak yang ada dalam diri
gue. Melalui cara dan ujian yang Allah swt. kasih ke gue itu sebuah hidayah
yang luar biasa gue rasakan. Dengan gue berhijab, bukan berarti ujian dan
tantangan yang gue terima berhenti. Bukan berarti gue menjadi lebih suci, lebih
baik dari yang belum berhijab. Hidup terus berjalan, guys. Ujian dan tantangan
itu akan terus ada selama kita masih bernafas di dunia ini. Hanya kematianlah
yang melenyapkan itu semua.
Lalu bagaimana komentar-komentar
orang disekitar gue dan temen-temen gue? Komentarnya pada biasa aja sih. Orang
tua gue juga biasa aja melihat perubahan gue yang sekarang berhijab.
Temen-temen beragam komennya, “sekarang
lo make kerudung?dari kapan?” “Alhamdulillah udah berhijab sekarang, semoga
istiqomah ya hen” ,”cie heni sekarang tobat”, “cantik deh sekarang berhijab” gue
senyum aja sih sih dapet komentar begitu haha.
Awal tahun 2017 ini, gue memasang
banyak resolusi. Mulai dari meneruskan hal yang belum tercapai di tahun 2016
sampai ada resolusi baru yaitu mengembangkan bisnis usaha online gue. Rasanya
perjalanan hidup gue sangat nggak bisa ditebak, gue nggak tau hal apa yang
terjadi sama gue. Gue nggak tau ujian dan tantangan apalagi yang menimpa gue.
Gue nggak tau ada hikmah apa dibalik ini semua. Gue Cuma bisa menikmati apapun
yang gue jalani sekarang. Hal yang gue lakuin Cuma bersyukur bersyukur dan
bersyukur.
Doakan gue selalu untuk istiqomah
dalam berhijab. Dalam memperbaiki diri menjadi manusia yang lebih baik lagi
mulai dari kebiasaan, penampilan, dan attitude dalam berhijab. Mari sama-sama
mendoakan untuk bisa berhijrah, semua ada proses untuk menjadi manusia yang
lebih baik lagi. Abaikan komentar buruk jika masih ada orang yang tidak suka
dengan perubahan kalian. Akui saja yang terjadi dalam perubahan hidupmu walopun
masa lalumu buruk. Katakanlah “Ya…
inilah aku yang sekarang” J

Posting Komentar
Komentar terbaik yang akan di approve :)